Sabtu, 24 Januari 2009

Awal 2009


MARIO TEGUH
The Year Of My True Identity
Tahun Identitas Asli Saya


Sahabatku yang hatinya baik,

Bayangkanlah ini dengan kesungguhan untuk menjadikannya kenyataan yang memuliakanmu dan memuliakan sebanyak mungkin saudaramu.

Bila ada jiwa yang sedang terbingungkan oleh dirinya sendiri yang seperti tidak pernah berketetapan menjadi pribadi yang kuat, dan dia bertanya kepadamu tentang dirinya, nasehatkanlah ini kepadanya.

…….

Engkau datang kepada ku dengan pertanyaan

Siapakah aku?

Dalam diam ku,
aku tahu engkau bertanya-tanya melihat senyumku,
tetapi seharusnya engkau merasa damai bila engkau mengerti seberapa besarnya kasihku kepadamu.

Sadarkah engkau bahwa aku bukanlah diri yang hidup cukup lama di dalam dirimu itu,
untuk ku mengenal dan mengetahui tentang mu
yang memantaskan ku untuk menjawab pertanyaanmu itu?

Dengarkanlah ini dengan mendamaikan dirimu sendiri.

Aku tidak tahu engkau siapa,
tetapi ini yang bisa ku katakan kepadamu,
bahwa

Pertanyaanmu mengenai siapakah engkau
adalah ungkapan keletihanmu dengan pribadi yang belum membanggakan bagimu itu.

Adikku yang terkasih,

ketahuilah bahwa

Kita semua tumbuh dari ketiadaan,
menuju ke kemuliaan.

Kita tumbuh dari ketiadaan wujud, ketiadaan nama, dan dari ketiadaan kehadiran.

Maka marilah kita mulai dari wujud mu.

Identitas dasar dari dirimu ada dalam wujudmu.

Yang kau mengerti sebagai wujudmu itu sering kau sederhanakan hanya sebagai bentuk, ukuran, berat, dan warnanya saja;

tetapi sebenarnya,

dirimu lebih ada, lebih bernama, dan lebih hadir dari yang bisa kau mengerti.

Aku tak ingin membingungkanmu,
tetapi dengarlah pengandaian ini:

Seandainya engkau bisa melihat jiwa-jiwa suci yang ditugaskan untuk menjaga dan membimbingmu untuk menjadikanmu sebagaimana seharusnya engkau menjadi,
engkau tidak akan berlaku seperti yang tidak sedang disaksikan itu.

Yakinilah itu,
dan engkau akan berlaku dalam sebaik-baiknya kelakuan.

Dengannya,
engkau akan tumbuh, bergerak menuju diri mulia mu
yang selama ini tersuramkan oleh perilaku hati, perilaku pikiran, dan perilaku badanmu yang membuat jiwa-jiwa suci pendampingmu itu malu.

Tetapi,
untuk sekarang cukupkanlah kesadaran mengenai pendampingmu itu sebagai pengetahuanmu saja,
dan

Berlakulah dengan kesadaran bahwa engkau sedang dalam pengawasan.

Ya, engkau selalu dalam pengawasan.

Tetapi, mengapakah aku memberitahumu mengenai hal ini?

Bukankah engkau yang sering mengatakan kepadaku
bahwa Tuhan Maha Mengetahui?
bahwa Tuhan Maha Menyaksikan?
dan bahwa Tuhan mengetahui dan menyaksikan semua yang kita lakukan?

Tetapi,

mengapakah sering tanpa ragu engkau hadirkan dirimu dalam seburuk-buruknya perilaku dalam penyaksian Tuhan?

Apakah engkau akan melakukan banyak hal yang kau lakukan dalam penyaksian Tuhan itu,
di depan tetangga mu, yang bahkan tidak kau hormati itu?

Lalu,
apakah yang terjadi dengan rasa hormatmu kepada Tuhan?

Sahabatku yang baik,

Bila engkau menghormati Tuhan,
tidak mungkin engkau berlaku yang menjadikanmu tidak menghormati dirimu sendiri.

Maka wajar bila engkau bertanya kepadaku,

Siapakah aku?

karena engkau terbingungkan oleh diri yang melakukan yang diketahuinya tidak pantas baginya untuk melakukan.

Bila engkau sudah menerima ini,
kita bisa sekarang naik ke anak tangga pengertian berikutnya.

… anak tangga pengertian berikutnya …

Apakah engkau melihat keindahan dari selarik kata-kata itu?

… anak tangga pengertian …

Ya …

Kita naik dalam kehidupan ini,
dalam derajat yang bertingkat-tingkat,
dan
derajat-derajat itu kau capai
melalui tingkat-tingkat dari pengertianmu.

Semakin engkau mengerti, semakin engkau berderajat,
karena engkau tidak mungkin berlaku yang bertentangan dengan yang kau mengerti.

Maka ketahuilah ini,

Siapapun yang berlaku bertentangan dengan yang dimengertinya, adalah orang yang belum benar-benar mengerti.

Sekarang,
sudahkah engkau mengerti mengapa aku selalu tersenyum kepadamu?

Aku tersenyum,
karena aku melihat dirimu dari tempat yang memungkinkan ku melihat kenaikan derajatmu bila engkau percaya.

Aku tersenyum,
karena aku melihat kebaikan dalam dirimu yang sedang kau biarkan kalah di bawah kepentinganmu yang tidak penting.

Aku tersenyum,
karena aku melihat bagaimana engkau tersiksa karena kekesalan mu terhadap dirimu sendiri yang sering berlaku palsu.

Lebar senyumku,
karena mendengar mu berjanji tidak akan berlaku sombong, tetapi mengatakannya dengan kalimat-kalimat seseorang yang angkuh.

Lucu senyumku,
karena mendengar kesediaanmu untuk memaafkan orang lain dengan kesungguhan untuk memastikan bahwa mereka tahu hanya engkau yang benar.

Haru senyumku,
karena melihat upayamu untuk mendapatkan kasih sayang dengan cara-cara yang mengusir kasih sayang.

Dan semua kesabaran dalam senyumku itu ada,
karena aku sedang menanti saat dimana engkau berlaku tegas untuk menjadi pribadi yang baru.

Ya …,
aku mendengar keraguanmu itu …

Engkau dan aku tahu bahwa pribadi yang baru itu tidak pernah bebas untuk menjadi betul-betul baru, karena akan selalu ada sisa-sisa dari kenyamananmu dalam cara-cara yang lama itu yang mencoba memasuki ruang-ruang indah dari pembaruan dirimu.

Tetapi ini yang harus kau mengerti,
bahwa

Pribadi apapun yang mengupayakan perbaikan
adalah sudah baru.

Siapapun yang menginginkan dirinya menjadi baik, sudah menjadi orang baik.

Kebaruan mu bukan datang karena engkau telah meninggalkan semua diri lama mu.

Kebaruanmu dimulai dari niatmu untuk menjadi pribadi baru.

dan

Kesungguhanmu dinilai dari yang betul-betul engkau lakukan.

Adikku yang sahabat baik hatiku,

sekarang marilah kita kenali dirimu sebagai sebuah wujud.

WUJUD

Mulailah dengan melihat dirimu dari luar dirimu.

Engkau ada sebagai gambar dalam pandangan orang lain.
Mungkin mudah bagimu untuk mengerti itu,
tetapi mengapakah engkau tidak tertarik untuk merancang dirimu menjadi seindah-indahnya gambar?

Engkau ada sebagai suara dalam pendengaran orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak memerdukan suara dan mengindahkan kata-kata yang keluar dari wajahmu?

Engkau ada sebagai aroma dalam nafas orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak mengharumkan dirimu?

Engkau ada sebagai yang otot yang hidup dalam sentuhan orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak melembutkan ketegasan sentuhanmu?

Dan engkau ada sebagai kesan dalam keseluruhan indra orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak membangun tempat yang indah di hati mereka?

Maka,

Jika engkau membiasakan diri untuk melihat dirimu sendiri dari luar dirimu,
engkau akan memperbaiki pendapat buruk mu tentang dirimu sendiri,
dan mulai mengambil keuntungan dari apa yang diharapkan oleh orang lain dari mu.

Yakinilah ini, bahwa

Perubahan yang terbaik bagimu adalah perubahan yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain.

Dan cara terbaik untuk berubah adalah membuktikan kemampuan untuk mendatangkan kebaikan bagi banyak orang, dengan memulai kebaikan itu kepada dirimu sendiri.

Berlaku baiklah kepada dirimu sendiri, karena bila tidak – engkau tidak akan menjadi baik bagi siapapun.

Kemudian, adik kebanggaanku,

Kita sampai pada kebutuhanmu untuk menjadikan wujud mu itu meninggalkan keadaannya yang tak bernama, dan menjadi keberadaan yang bernama baik.

NAMA

Sekarang,
mudah-mudahan yang kita bicarakan ini dapat mendekatkan kita kepada pengertian yang membantumu menjawab pertanyaanmu sendiri, mengenai

Siapakah aku?

Meskipun kedua orang tua terkasih mu telah mendoakan kebaikan bagimu dan memberimu nama jauh sebelum kemungkinan keberadaanmu di dunia ini, engkau hanya bernama bagi mereka, dan sebetulnya tak pernah bernama bagi orang lain – sampai mereka mengenalkanmu kepada orang lain.

Setelah engkau lari bersegera keluar dari bayang-bayang perlindungan orang tuamu, engkau masih sebetulnya tak bernama – sampai engkau mengenalkan dirimu sendiri kepada orang lain di luar keluargamu yang telah mengenalmu sejak kelahiranmu.

Maka marilah kita simpulkan,
bahwa

Engkau hanya dikenal sebaik engkau mengenalkan dirimu sendiri.

Perhatikanlah kata itu, … dirimu.

Jadi sebetulnya engkau tetap tidak akan bernama bagi orang lain, bila engkau tidak mengenalkan dirimu.

Tetapi, mengapakah ada di antara mu yang memperkenalkan dirinya dengan cara-cara yang bahkan dapat merusak nama-nama yang terbaik di dunia ini?

Pernahkah kau temui orang yang menggunakan alamat bagi penerimaan dan pengiriman surat bagi diri pribadinya, dengan nama-nama yang seolah-olah sengaja mengundang perlakuan tidak serius kepadanya, seperti:

biarin@hopeless.com
akuajanich@notimportant.org

Pidato Inagurasi Barack Obama


Di bawah adalah terjemahan pidato pelantikan Barack Obama saat dilantik sebagai Presiden AS ke-44. Naskah dalam bahasa Inggris diambil dari MSNBC. :

Rekanku sesama warga negara Amerika,

Hari ini saya berdiri di sini merasa kecil di hadapan tugas yang menanti kita, juga bersyukur atas kepercayaan yang Anda limpahkan, serta teringat akan pengorbanan yang dilakukan oleh para pendahulu kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush atas jasanya kepada bangsa kita, juga atas sifat murah hatinya dan kerja sama yang telah dia tunjukkan selama masa transisi ini.

Kini, sebanyak 44 orang Amerika telah mengucapkan sumpah kepresidenan. Kata-kata itu telah diucapkan pada masa-masa gelombang kemakmuran dan masa-masa tenang perdamaian. Meski begitu, sering kali sumpah itu diucapkan ketika awan kelabu dan badai menghantam. Pada saat-saat seperti itulah, Amerika terus bertahan bukan saja karena kemampuan dan visi mereka yang ada di posisi penting, tapi karena Kita Bangsa ini tetap setia kepada prinsip-prinsip pendahulu kita, dan bersikap jujur pada dokumen-dokumen awal bangsa.

Begitulah yang selama ini terjadi. Begitulah yang harus terjadi terhadap generasi Amerika masa kini.

Bahwa kita sekarang berada di tengah-tengah krisis, sudah kita pahami dengan baik. Bangsa kita sedang berperang, dengan jaringan kekerasan dan kebencian yang jangkauannya jauh. Ekonomi kita menjadi sangat lemah, sebagai sebuah konsekuensi atas ketamakan dan tidak bertanggungjawabnya sebagian dari kita, tapi juga atas kegagalan kita bersama untuk mengambil keputusan yang sulit dan menyiapkan bangsa ini untuk menghadapi masa yang baru. Rumah-rumah telah hilang; banyak pekerjaan hancur; bisnis-bisnis tutup. Layanan kesehatan kita terlalu mahal; sekolah kita terlalu sering gagal; dan hari berganti hari membawa bukti lebih lanjut bahwa cara kita menggunakan energi justru memperkuat lawan-lawan kita dan mengancam planet kita.

Hal-hal itu adalah indikator terjadinya krisis, untuk dicatat dalam data dan statistik. Tidak begitu bisa diukur, tapi tidak kurang penting adalah berkurangnya kepercayaan diri di seluruh wilayah kita ? sebuah ketakutan yang terus-menerus ada bahwa penurunan Amerika tidak terelakkan, dan bahwa generasi mendatang harus menurunkan cita-citanya.

Hari ini saya katakan kepada Anda bahwa tantangan-tantangan yang kita hadapi adalah nyata. Tantangan-tantangan tersebut serius dan banyak jumlahnya. Tantangan tersebut tidak akan bisa dipecahkan dengan mudah atau dalam waktu yang singkat. Tapi ketahuilah satu hal, Amerika ? mereka akan bisa dipecahkan.

Hari ini, kita berkumpul karena kita telah memilih harapan di atas ketakutan, persatuan tujuan atas konflik dan ketidaksepahaman.

Hari ini, kita datang untuk menyatakan berakhirnya kesedihan-kesedihan sepele dan janji-janji palsu, tuduhan-tuduhan dan dogma-dogma usang, yang telah terlalu lama mencekik politik kita.

Kita tetaplah sebuah bangsa yang muda, tapi dalam kata-kata indah, telah tiba masanya untuk menyingkirkan hal-hal kekanak-kanakan. Masanya telah tiba untuk kembali mempertegas semangat tak berkesudahan kita; untuk memilih sejarah yang lebih baik untuk kita; untuk mengusung hadiah berharga itu, ide mulia itu, yang diturunkan dari generasi ke generasi: janji Tuhan bahwa semua adalah sama, semua sama bebasnya, dan semua layak mendapatkan kesempatan untuk mengejar kebahagiaan tertinggi mereka.

Dalam upaya menegaskan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa kebesaran tidak pernah diberikan. Perjalanan kita tidak pernah berupa mengambil jalan pintas atau menerima sesuatu yang kurang. Perjalanan itu bukanlah sebuah jalan untuk mereka yang berhati lemah ? untuk mereka yang lebih memilih kenyamanan dibanding pekerjaan, atau hanya mencari kesenangan dari kekayaan dan ketenaran. Jalan itu adalah milik para pengambil resiko, yang senang bekerja, yang membuat sesuatu ? beberapa di antara mereka menjadi terkenal tapi lebih sering para pria dan wanita itu tak terlihat di balik pekerjaan mereka, yang telah membawa kita di atas jalan yang panjang dan berduri menuju kemakmuran dan kebebasan.

Demi kita, mereka mengangkut barang-barang keduniaan mereka yang hanya sedikit, dan berkelana menyeberangi samudera untuk mencari kehidupan baru.

Demi kita, mereka bekerja keras di tempat-tempat berbahaya dan menetap di Barat, bertahan menghadapi sabetan cemeti dan menggali bumi yang keras.

Demi kita, mereka berjuang dan gugur, di tempat seperti Concord dan Gettysburg; Normandy dan Khe Sahn.

Telah berulang kali para pria dan wanita itu berjuang dan berkorban dan bekerja sampai tangan-tangan mereka menjadi kasar agar kita bisa menjalani hidup yang lebih baik. Mereka melihat Amerika sebagai hal yang lebih besar daripada semua ambisi pribadi kita; lebih hebat daripada semua perbedaan kelahiran atau kekayaan atau faksi.

Inilah perjalanan yang kita lanjutkan hari ini. Kita masih menjadi bangsa yang paling makmur dan kuat di muka bumi. Para pekerja kita tetap seproduktif seperti ketika krisis dimulai. Pikiran kita masih tetap kreatif, barang dan jasa kita tetap dibutuhkan seperti minggu lalu atau bulan lalu atau tahun lalu. Kapasitas kita tetap terjaga. Tapi masa bagi kita untuk berdiam diri, untuk melindungi kepentingan-kepentingan sempit dan membiarkan keputusan yang tidak menyenangkan ? masa itu pastinya sudah berlalu. Mulai hari ini, kita harus bangkit, membersihkan debu di pakaian kita, dan mulai lagi pekerjaan untuk membangun kembali Amerika.

Karena ke mana pun kita melihat, ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Keadaan ekonomi membutuhkan tindakan baru, yang berani dan cepat, dan kita akan bertindak ? bukan saja menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru, tapi untuk menggelar dasar baru untuk pertumbuhan. Kita akan membangun jalan-jalan dan jembatan-jembatan, tiang-tiang listrik, dan jalur digital yang menghidupi perdagangan kita dan mengikat kita. Kita akan mengembalikan ilmu pengetahuan ke tempat sesungguhnya, dan menggunakan keajaiban teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sekaligus menurunkan biayanya. Kita akan memanfaatkan matahari dan angin dan tanah sebagai bahan bakar mobil kita dan menjalankan pabrik-pabrik kita. Dan kita akan mengubah sekolah-sekolah kita dan perguruan tinggi dan universitas untuk memenuhi tantangan dari sebuah masa yang baru. Semua ini bisa kita lakukan. Semua ini akan kita lakukan.

Kini, ada beberapa yang meragukan skala ambisi kita ? yang mengira sistem kita tidak bisa menoleransi terlalu banyak rencana-rencana besar. Mereka memiliki ingatan yang pendek. Karena mereka telah lupa apa yang telah dilakukan negara ini; apa yang bisa diraih pria dan wanita yang bebas ketika imajinasi disatukan untuk tujuan bersama, dan keperluan untuk menjadi berani.

Apa yang gagal dipahami oleh orang-orang sinis adalah bahwa tanah telah bergerak di bawah mereka ? bahwa argumen-argumen politik usang yang telah mengambil perhatian kita selama ini sudah tidak berlaku lagi. Pertanyaan yang kita ajukan hari ini bukanlah apakah pemerintahan kita terlalu kecil atau besar tapi apakah pemerintah kita bekerja ? apakah pemerintah kita menolong keluarga-keluarga untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak, pelayanan publik yang terjangkau, masa pensiun yang bermartabat. Jika jawabannya adalah ?ya?, maka kita berniat untuk melangkah lebih maju. Jika jawabannya adalah ?tidak?, program-program itu akan berakhir. Dan kita yang bertugas untuk mengatur penggunaan uang publik akan bertanggung jawab ? untuk membelanjakannya dengan bijak, memperbarui kebiasaan buruk, dan mulai bekerja semenjak pagi hari ? karena hanya dengan begitulah kita bisa memulihkan kepercayaan yang sangat penting antara masyarakat dengan pemerintah mereka.

Bukan pula pertanyaan di hadapan kita adalah apakah pasar itu kekuatan baik atau buruk. Kemampuannya untuk meningkatkan kekayaan dan memperluas kebebasan tidak tertandingi, tapi krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa pengawasan, pasar bisa berputar tak terkendali ? dan bahwa sebuah negara tidak bisa makmur selamanya apabila hanya berpihak pada kaum makmurnya. Kesuksesan ekonomi kita selalu bergantung tidak hanya pada ukuran GDP kita, tapi pada sebaran kemakmuran kita; pada kemampuan untuk memperluas kesempatan kepada semua yang berkemauan kuat ? bukan untuk amal, tapi karena itu adalah jalan yang paling pasti menuju tujuan kita bersama.

Sementara untuk pertahanan bersama kita, kita menolak pilihan palsu antara keamanan kita dan prinsip kita. Para Pendiri Bangsa kita, berhadapan dengan bahaya yang sulit kita bayangkan, membuat draft sebuah perjanjian untuk melindungi kepastian hukum dan hak-hak manusia, draft yang terbentang oleh darah dari berbagai generasi. Prinsip-prinsip itu masih menerangi dunia, dan kita tidak akan membuangnya semata-mata demi keuntungan. Maka kepada semua bangsa dan pemerintahan yang menyaksikan hari ini, dari ibu kota terbesar sampai desa kecil di mana Ayah saya dilahirkan: ketahuilah bahwa Amrika adalah teman bagi setiap bangsa dan semua pria, wanita, dan anak-anak yang mencari masa depan yang penuh dengan perdamaian dan martabat, dan kami siap untuk memimpin sekali lagi.

Ingatlah bahwa generasi sebelum kita menghadapi Fasisme dan Komunisme tidak hanya dengan rudal dan tank, tapi dengan aliansi yang kuat dan percaya diri yang berkelanjutan. Mereka mengerti, tidak cukup mengandalkan kekuatan kita untuk melindungi kita, kekuatan kita juga tidak membuat kita berhak untuk bertindak sesuka hati kita. Sebaliknya, mereka tahu bahwa kekuatan kita tumbuh melalui penggunaannya yang bijaksana; keamanan kita adalah hasil dari keadilan tujuan kita, kekuatan dari contoh yang kita berikan, dan kerendahan hati dan penahanan diri berkualitas tinggi.

Kita adalah penjaga warisan ini. Sekali lagi dituntun oleh prinsip-prinsip ini, kita bisa menghadapi ancaman-ancaman baru tersebut yang membutuhkan usaha yang lebih besar lagi ? kerja sama yang lebih besar lagi dan pengertian antarbangsa. Kita akan mulai meninggalkan Irak kepada rakyatnya secara bertanggung jawab, dan menempa perdamaian yang dicapai dengan susah payah di Afganistan. Dengan kawan lama dan mantan musuh, kita akan bekerja tanpa lelah untuk mengurangi ancaman nuklir, dan memutar ulang ancaman dari sebuah planet yang suhunya meningkat. Kita tidak akan meminta maaf atas cara hidup kita, tidak pula kita akan ragu mempertahankannya, dan untuk kalian yang mengejar tujuan-tujuan dengan menerapkan teror dan membantai pihak yang tak berdosa, sekarang kita katakan pada kalian bahwa semangat kami lebih kuat dan tidak bisa dipatahkan; kalian tidak akan bertahan lebih lama dari kami, dan kami akan mengalahkan kalian.

Karena kita tahu warisan campuran kita adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kita adalah bangsa yang terdiri dari umat Kristiani dan Muslim, Yahudi dan Hindu ? dan yang tidak beragama. Kita dibentuk oleh setiap bahasa dan budaya, diambil dari setiap ujung bumi ini; dan karena kita telah merasakan pahitnya pengalaman perang saudara dan pemisahan, dan muncul dari bab kelam itu lebih kuat dan bersatu, kita tidak bisa tidak harus percaya bahwa kebencian lama akan suatu hari berlalu; bahwa garis pembatas suku akan segera hilang; bahwa bersamaan dengan mengecilnya dunia, kemanusiaan bersama kita akan menunjukkan dirinya sendiri; dan bahwa Amerika harus memainkan peran dalam mengawal datangnya masa baru yang damai.

Kepada dunia Muslim, kami mencari jalan baru ke depan, berdasarkan pada kepentingan bersama dan saling menghormati. Kepada para pemimpin dunia yang ingin menyebarkan konflik, atau menyalahkan Barat pada penyakit masyarakatnya ? ketahuilah bahwa bangsa kalian akan menilai kalian dari apa yang bisa kalian bangun, bukan apa yang kalian hancurkan. Kepada mereka yang mempertahankan kekuasaan dengan cara korupsi dan penipuan dan membungkam oposisi, ketahuilah bahwa kalian ada di sisi sejarah yang salah; tapi kami akan mengulurkan tangan kami jika kalian mau membuka diri.

Kepada masyarakat negara-negara miskin, kami bersumpah untuk bekerja di sisi kalian untuk menyuburkan lahan pertanian kalian dan membuat air bersih mengalir; untuk memberi gizi pada tubuh yang kelaparan dan memberi pengetahuan pada otak-otak yang ingin tahu. Dan seperti bangsa-bangsa seperti kami yang relatif hidup nyaman, kami berkata bahwa kita tidak bisa lagi bersikap tidak peduli terhadap penderitaan di luar garis perbatasan kita; tidak juga kita bisa menghabiskan sumber daya bumi tanpa memperhatikan efeknya. Karena dunia telah berubah, dan kita harus berubah bersamanya.

Saat kita memikirkan jalan yang terbuka di hadapan kita, kita dengan rendah hati berterima kasih pada orang-orang Amerika yang berani yang, tepat pada jam ini, berpatroli di padang pasir nun jauh di sana dan pegunungan terpencil. Mereka punya sesuatu yang disampaikan kepada kita, sama halnya seperti bisikan para pahlawan yang telah gugur dan berbaring di Arlington. Kita menghormati mereka bukan hanya karena mereka adalah penjaga kebebasan kita, tapi karena mereka adalah pengejewantahan nyata dari semangat melayani; sebuah kemauan untuk menemukan sebuah arti dalam sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Dan memang, pada saat ini ? sebuah saat yang akan menentukan sebuah generasi ? semangat itulah yang harus kita semua miliki.

Karena apapun kewajiban dan apa yang bisa dilakukan pemerintah, dasar bangsa ini sebenarnya terletak pada kepercayaan dan determinasi bangsa Amerika. Adalah kebaikan hati untuk menampung orang yang tidak dikenal ketika tertimpa musibah, kepedulian para pekerja yang rela mengurangi jam kerja mereka daripada melihat teman mereka kehilangan pekerjaan yang membuat kita mampu mengarungi masa-masa kelam. Adalah keberanian para pemadam kebakaran untuk menerjang tangga yang dipenuhi asap, tapi juga kemauan orangtua untuk merawat anak, yang akhirnya menentukan nasib kita.

Tantangan-tantangan kita mungkin baru. Instrumen-instrumen yang kita gunakan untuk mengatasinya mungkin baru. Tapi nilai-nilai yang melandasi kesuksesan kita ? kejujuran dan kerja keras, keberanian dan sportivitas, toleransi dan keingintahuan, kesetiaan dan patriotisme ? hal-hal ini adalah hal yang lama. Hal-hal ini adalah benar. Mereka telah menjadi kekuatan tak terlihat yang mendorong kemajuan sepanjang sejarah kita. Apa yang dituntut kemudian adalah kembalinya kita ke kebenaran-kebenaran ini. Apa yang diperlukan dari kita sekarang adalah sebuah masa yang penuh tanggung jawab ? sebuah pengakuan, bagi setiap warga negara Amerika, bahwa kita mempunyai tugas kepada diri kita sendiri, bangsa kita, dan dunia, tugas yang tidak kita terima sembari menggerutu tapi justru kita terima dengan senang hati, teguh karena tahu bahwa tidak ada hal yang lebih memuaskan semangat, lebih penting untuk karakter, daripada memberikan usaha kita yang terbaik untuk mengerjakan tugas yang sulit.

Itu adalah harga dan janji kewarganegaraan.

Ini adalah sumber kepercayaan diri kita ? pengetahuan yang Tuhan perintahkan pada kita agar dipergunakan untuk menghadapi takdir yang tak pasti.

Itu adalah arti dari kebebasan dan keyakinan kita ? mengapa pria dan wanita dan anak-anak dari setiap ras dan setiap kepercayaan bisa bergabung dalam perayaan di sepanjang tempat yang luas ini, dan mengapa seorang pria yang ayahnya pada masa kurang dari 60 tahun yang lalu mungkin tidak akan dilayani di restoran lokal sekarang bisa berdiri di hadapan Anda untuk mengambil sumpah yang paling suci.

Jadi mari kita tandai hari ini dengan mengingat, siapa kita dan seberapa jauh kita telah berkelana. Di tahun kelahiran Amerika, dalam bulan-bulan terdingin, sekelompok kecil patriot berkumpul rapat di depan api unggun yang hampir mati di tepian sebuah sungai yang membeku. Ibu kota telah ditinggalkan. Musuh sedang mendekat. Salju ternoda oleh darah. Pada saat hasil akhir revolusi kita meragukan, bapak bangsa kita memerintahkan kata-kata ini dibacakan kepada rakyat:

?Biarkanlah dunia di masa depan tahu? bahwa di tengah musim dingin, ketika tidak ada hal lain yang bisa selamat kecuali harapan dan kebajikan? bahwa kota ini dan negara ini, bersiaga karena sebuah ancaman bagi bersama, maju untuk mengatasinya.?

Amerika. Di hadapan ancaman bagi kita semua, di tengah kesulitan yang seperti musim dingin ini, mari kita mengingat kata-kata yang tak lekang oleh waktu ini. Dengan harapan dan kebajikan, mari kita hadapi sekali lagi arus beku itu, dan bertahan menghadapi seperti apapun topan yang akan datang. Biarlah para anak-cucu kita berkata ketika kita dicoba kita menolak untuk membiarkan perjalanan ini berakhir, dan kita tidak berpaling kembali tidak pula kita layu, dan dengan mata yang menatap garis langit dan kasih Tuhan pada kita, kita membawa hadiah besar berupa kebebasan dan mengantarkannya dengan aman kepada generasi-generasi mendatang.

Terima kasih. Tuhan memberkati Kalian. Dan Tuhan memberkati Amerika Serikat.

(sumber: http://planet.kronologger.net)

SMA Negeri 4 Surabaya


Sekelumit tentang SMA Negeri 4 Surabaya

SMA Negeri 4 terletak di Jl. Mayjen. Prof. Dr.Moestopo no. 4 Surabaya. Sekolah ini merupakan peralihan dari Sekolah Guru Olahraga (SGO).

SMA Negeri 4 termasuk kawasan rayon Surabaya Pusat dan saat ini merupakan termasuk sekolah kawasan di Surabaya.

Saat ini dipimpin oleh Drs. H. Sudarmadji, S.H.,Dipl.Ed.,M.Ed. dan memiliki 4 WakilKepala yang terdiri atas :

1. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum : Roedy Trihastoety, S.Pd.,M.Si.
2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan : Drs. Hari Yudi Prayitno, M.M.
3. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana : Suhada, S.Pd
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas : Drs. Siswa Oetomo.

(sumber:
http://vivatetra.awardspace.com/)

Sejarah Mencatat Prestasi Obama

oleh Ardi Nugroho

BARACK
Obama (46) telah mencatat sejarah, menjadi calon presiden AS kulit hitam pertama dari Partai Demokrat. Ini terjadi di negara yang selama ratusan tahun telah menjadikan kulit hitam sebagai budak dan sempat melahirkan perlawanan.

Namun, ia tidak hanya mencatat sejarah. Ia menapaki kehidupan pahit, ditinggal ayah (Barack Hussein Obama asal Kenya), yang punya tiga istri lain, selain ibu kandung Obama, Stanley Ann Dunham. Ibu kandungnya pun kemudian menikah dengan Lolo Soetoro.

Ia menjadi sebatang kara setelah ibunya memilih pergi ke Indonesia, mengikuti suami keduanya itu. Setelah sempat tinggal di Indonesia, Obama memilih kembali ke Hawaii, tinggal bersama kakek dan nenek kulit putih. Pergulatan hidup dimulai karena hidup tanpa orangtua kandung, diiringi segregasi ras lingkungan di Punahou, Hawaii. Ibunya, Ann, pernah mendapatkan buku harian Obama yang mengisahkan, ”Siapakah diri saya ini?”

Di tengah gejolak batin itu, Obama berprestasi di sekolah, mungkin turun dari ibu yang cerdas dan pendobrak kebuntuan politik AS. Ayahnya juga pintar, mendapatkan beasiswa pada era Presiden John F Kennedy.

Para wanita AS, yang menjadi ibu tunggal, menjadikan Obama sebagai pemberi semangat. Tanpa orangtua lengkap, Obama bangkit dan kini jadi capres.

Obama tak mengenal ayahnya secara dekat, tetapi mengingat petuahnya, ”Jangan menangis dan tatap masa depan.” Air matanya mengalir ketika pesawat ayahnya lenyap di Samudra Pasifik saat terakhir kali menemui Obama di Hawaii tahun 1971.

Dengan latar belakang kehidupan yang rasanya ada yang hilang, Obama yang suka bergaul melanjutkan sekolah ke California, kemudian ke Columbia University (New York, lulus 1983) dan Harvard University (Cambridge, lulus 1991).

Pada 1992, ia menikahi Michelle Robinson, lulusan Princeton dan Harvard, dengan latar belakang keluarga harmonis. Mereka dikaruniai dua putri, Malia Ann (lahir 1999) dan Natasha (lahir 2001).

Kehidupannya dengan Michelle, putri seorang pegawai pengairan di Chicago, menutupi babak kegelisahan hidup Obama yang sempat terjerumus narkoba. Adalah pencarian identitas yang membuat Obama memilih tinggal di South Side Chicago.

Merangkul


Ia bukan menemukan jati diri sebagai kulit hitam, tetapi mencoba membuat kehidupan Amerika Serikat tidak dipecah oleh ras. Awalnya, ia tak terpikir menjadi presiden walau ketika sekolah di SD Asisi Jakarta dalam pelajaran mengarang ia menuliskan ingin menjadi presiden.

Sebagai aktivis sosial di Chicago, ia melihat kemiskinan dan ketertinggalan warga kulit hitam. Sistem adalah penyebab semua itu. Untuk mengubahnya, Obama sadar hal itu harus dilakukan melalui gerakan politik.

Pada 2004, ia bertarung menjadi Senat AS dan menang. Hal ini tak lepas dari ketenaran yang diraihnya ketika menyampaikan pidato pada konvensi Partai Demokrat tahun 2004, mengantar John F Kerry sebagai nomine presiden Demokrat.

Dengan pidato yang memuja kebesaran AS, tetapi mengingatkan negara yang kehilangan reputasi global, kekacauan di dalam negeri karena banyak kelompok terpinggirkan, Obama mendadak menjadi selebriti. Banyak yang mengundangnya sebagai pembicara. Dari seorang calon kulit hitam yang tidak dikenal, Obama menjadi Senator AS dengan kesediaan bekerja sama dengan siapa pun, termasuk Senator Republik.

Dari sinilah ia memutuskan diri menjadi capres. Toni Morrison, sastrawan AS peraih Nobel Sastra 1993, menulis, ”Saya mendukung Anda bukan karena kulit Anda.” Morrison, kulit hitam, melihat Obama sebagai figur yang merangkul, jujur, pintar, dan ingin mengubah peta politik AS. Itulah inti kemenangan Obama, ditambah tenaga lapangan yang ditebar membujuk warga AS.
(sumber: kompas)